Ekspedisi

Memahami Dampak Industri Olahan Susu terhadap Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan.

Jakarta Forum - Memahami dampak industri olahan susu terhadap lingkungan dan upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Topang produksi industri olahan susu, Kemenperin: RI-Belanda siap kerja sama.

Memahami Dampak Industri Olahan Susu terhadap Lingkungan dan Upaya Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan

Industri pengolahan susu adalah bagian integral dari industri makanan dan minuman yang sangat penting bagi ekonomi Indonesia.
memahami-dampak-industri-olahan-susu-terhadap-lingkungan-dan-upaya-pengelolaan-lingkungan-yang-berkelanjutan
Memahami dampak industri olahan susu terhadap lingkungan dan upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan
Namun, industri ini juga memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Oleh karena itu, upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas bagi industri pengolahan susu.

Seperti halnya sektor lainnya, industri pengolahan susu menjadi fokus pengembangan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Salah satu upaya pengembangan adalah dengan meningkatkan penyediaan sapi perah berkualitas yang dapat memberikan susu berkualitas tinggi.

Sapi perah berkualitas dapat meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu dan juga memberikan dampak positif pada lingkungan.

Untuk mencapai hal tersebut, penjajakan kerja sama dan investasi dalam penyediaan sapi perah menjadi hal yang sangat penting.
Ini dapat dilakukan melalui kerja sama antara peternak sapi perah dan industri pengolahan susu.
Industri pengolahan susu dapat memberikan dukungan dalam bentuk penyediaan bibit sapi perah unggul dan pelatihan bagi peternak dalam pengelolaan peternakan sapi perah secara modern dan berkelanjutan.

Selain itu, kunjungan ke pabrik pengolahan susu juga menjadi hal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Kunjungan ke pabrik pengolahan susu dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang proses pengolahan susu dan bagaimana pengolahan susu yang ramah lingkungan dapat dilakukan.

Dalam pabrik pengolahan susu yang modern dan berkelanjutan, limbah dapat diolah kembali dan digunakan kembali sebagai bahan bakar atau pupuk, sehingga dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan.

Topang Produksi Industri Olahan Susu, Kemenperin: RI-Belanda Siap Kerja Sama

Kementerian Perindustrian terus memacu pengembangan industri pengolahan susu di dalam negeri agar semakin produktif dan berdaya saing global.

Apalagi, industri pengolahan susu yang menjadi bagian dari industri makanan dan minuman, merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas pengembangan sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035 dan peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Guna meningkatkan produktivitas industri pengolahan susu di tanah air, salah satu upaya yang perlu digenjot adalah penyediaan sapi perah yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) sebagai bahan baku,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu (26/4).

Dirjen Industri Agro mengemukakan, pertengahan April lalu, pihaknya telah melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Delegasi RI yang diwakili pihak Kemenperin, KBRI Brussel, dan KBRI Den Haag melakukan pertemuan dengan Kementerian Pertanian, Alam, dan Kualitas Makanan (Ministerie van Landbouw, Natuur en Voedselkwaliteit/ LNV), Organisasi Pertanian dan Hortikultura di Belanda (Land-en Tuinbouw Organisatie Nederland/ LTO), perusahan Friesland Campina NV., dan beberapa petani sapi perah binaan Friesland Campina di daerah Makingga dan Warder, Belanda.

“Tujuan kunker kami ke Belanda antara lain untuk penjajakan kerja sama dan investasi dalam hal penyediaan sapi perah.

Selain itu, kami ingin mengetahui proses peternakan sapi perah secara modern dan berkelanjutan, kami juga melakukan kunjungan ke pabrik pengolahan susu Friesland Campina di Leeuwarden,” sebutnya.

Menurut Putu, hasil kunjungan tersebut mendapat tanggapan yang positif, baik dari LNV maupun LTO.

“Belanda memiliki berbagai potensi yang dapat dijajaki lebih lanjut dengan berbagai pihak di Indonesia, khususnya dengan pihak swasta yang tertarik dengan investasi sapi perah ini,” imbuhnya.

Pada pertemuan dengan LNV, Dirjen Industri Agro menyampaikan bahwa kondisi industri pengolahan susu di Indonesia saat ini mengalami kekurangan bahan baku susu segar sebesar 80%.

Oleh karenanya, terdapat keinginan beberapa perusahaan besar pengolahan susu di Indonesia yang ingin membeli sapi perah asli dari Belanda (Holstein), dengan total sebanyak 8-16 ribu ekor.

"Kami menawarkan Indonesia sebagai ‘a new hope for Dutch cattle’, karena peternak sapi perah Belanda dapat merelokasi sapi perahnya ke Indonesia maupun melakukan investasi di Indonesia,” ungkap Putu.

Pada kesempatan itu, Director for International Agribusiness and Food Security LNV, Ralf van de Beek menjelaskan, saat ini industri sapi perah di Belanda sedang berbenah untuk menghadapi perubahan iklim, khususnya terkait pengurangan tingkat nitrogen pada kotoran sapi, kesehatan tanah dan air untuk pakannya, serta antisipasi tingginya curah hujan yang dapat memicu banjir.

“Dengan prinsip triple helix (industri, pemerintah, dan universitas atau masyarakat), kami yakin dapat menyelesaikan tantangan yang ada untuk sustainability industri susu di Belanda,” tuturnya.

Sedangkan, saat pertemuan dengan LTO, Chairman for Sector Dairy Farming Erwin Wunnekink mengatakan, tipikal peternak sapi perah di Belanda adalah pertanian skala keluarga, dengan jumlah sapi perah 200-500 ekor sehingga manajemen yang digunakan pun lebih sederhana, yaitu manajemen lahan, input, produksi, pengiriman ke off taker, dan pengolahan limbah.

“Dengan tipikal tersebut, peralatan/ mesin otomatisasi menjadi salah satu alternatif solusi pengelolaan peternakan sapi perah skala ekonomis, seperti penggunaan milking robot merek LELY yang asli diproduksi oleh perusahaan Belanda,” ucapnya.

Kemudian, pada kesempatan yang sama, Corporate Director Dairy Development Friesland Campina NV, Jeroen Elfers menyampaikan status pengerjaan proyek pembangunan pabrik baru Frisian Flag Indonesia di Karawang seluas 25 hektare yang sudah hampir selesai, termasuk sumber bahan bakunya yang akan bekerjasama dengan PTPN dengan menggunakan susu lokal.

Dirjen Industri Agro Kemenperin menambahkan, terkait investasi di sektor industri pemerahan sapi dari Belanda ke Indonesia, pada prinsipnya para pengusaha Belanda terbuka atas kemungkinan investasi di Indonesia.

“Kunjungan investasi sapi perah di Belanda ini juga membuka peluang kerja sama pembibitan crossbreed sapi perah Belanda dengan bibit sapi perah lokal yang toleran suhu,” pungkasnya.

Dampak Industri Pengolahan Susu

Dalam kesimpulannya, industri pengolahan susu memiliki dampak signifikan pada lingkungan dan keberlanjutan.

Oleh karena itu, upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan harus menjadi prioritas bagi industri ini.

Penyediaan sapi perah berkualitas, penjajakan kerja sama dan investasi dalam penyediaan sapi perah, dan kunjungan ke pabrik pengolahan susu dapat menjadi upaya dalam mencapai tujuan tersebut.

Dengan demikian, industri pengolahan susu dapat tetap berkontribusi positif bagi ekonomi Indonesia tanpa mengorbankan lingkungan dan keberlanjutan.

Sehingga dengan memahami dampak industri olahan susu terhadap lingkungan dan upaya pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan dapat mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Ekspedisi
jual-kurma-untuk ramadhan